Fitokimia Isolasi Turunan Senyawa Fitosterol : Stigmatosterol dan Beta Sterol

 


Komentar

  1. Anda menjelaskan bahwa dalam proses isolasi didapatkan senyawa beta
    sitosterol dan stigamtosterol berdasarkan hasil fraksinasi. Menurut artikel i ilimiah yang berjudul "Review: Metabolit Sekunder dan Aktivitas Farmakologi Tanaman Mangrove (Sonneratia Alba)" yang diterbitkan oleh Jurnal Farmasi Udayana (Terakreditasi SINTA 3), disebutkan bahwa senyawa beta sitosterol memiliki efek toksik terhadap larva udang yang dimana pengujian dengan larva udang atau BSLT disebut memiliki potensi menjadi sitotoksin yang dapat diujikan pada sel kanker. Bagaimana cara anda menjelaskan dan menegaskan bahwa senyawa pada tanaman yang ada teliti ini mampu memiliki potensi sitotoksin berdasarkan parameter-parameter yang anda jabarkan sebelumnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik, saya akan menjawab nya dengan Referensi (Jurnal Farmasi Indonesia yang terakreditasi Sinta 3) oleh Zainal Fanani pada 2017 ditegaskan bahwa β sitosterol dapat meningkatkan
      proliferasi limfosit darah perifer dan
      meningkatkan efek sitotoksik sel pembunuh
      alami. β sitosterol yang ditemukan alami
      pada tanaman bisa membantu menurunkan
      resiko penyakit kanker. Sangat baik untuk
      menurunkan resiko kanker usus besar dan
      juga kanker prostat, bahkan β sitosterol bisa
      efektif untuk meningkatkan kesehatan bagi
      penderita kanker darah. Parameter yang digunakan untuk uji
      sitotoksik yaitu nilai IC50. Nilai IC50
      menunjukkan nilai konsentrasi yang
      menghasilkan hambatan proliferasi sel
      sebesar 50% dan menunjukkan potensi
      ketoksikan suatu senyawa terhadap sel.
      Nilai ini merupakan patokan untuk
      melakukan uji pengamatan kinetika sel. Nilai
      IC50 dapat menunjukkan potensi suatu
      senyawa sebagai sitotoksik. Semakin besar
      harga IC50 maka senyawa tersebut
      semakin tidak toksik, jadi ia berhasil dan ternyata tidak hanya sebagai antioksidan melainkan menjadi anti kanker

      Hapus
    2. Anda mengatakan bahwa nilai LC50 yang semakin besar menandakan senyawa tersebut semakin tidak toksik, berarti secara tidak langsung nilai LC50 yang semakin kecil berarti menunjukan senyawa tersebut semakin toksik. Tentunya jika suatu senyawa itu semakin toksik, maka tentunya akan punya efek samping bagi tubuh, menurut anda berapa nilai ambang batas LC50 yang aman dijadikan sebagai antikanker? serta menurut anda jika membandingkan antara subjek yang anda bahas dengan subjek pembanding, lebih aman yang mana untuk dijadikan sebagai antikanker?

      Hapus
    3. Jika dibandingkan kedua referensi tersebut memiliki korelasi yang dilakukan oleh jurnal penelitian 2014 yang pertama (Sinta 2) dan penelitian 2017 kedua (Sinta 3) dapat disimpulkan bahwa keduanya memiliki hubungan atau korelasi dalam proses scanning Isolasi senyawa Beta sterol yang diperkuat dengan pengujian dari hasil tahun berikutnya yang memiliki nilai LC50 yang rendah dan yang paling aman untuk kita jadikan pedoman atau panutan untuk pengembangan antikanker dan antioksidan yang lebih memadai kelak nya ialah Penelitian referensi tahun 2017 tersebut karena sudah teruji nilai LC50 nya memenuhi persyaratan

      Hapus
  2. Bagaimana kualitas dan kemurniaan senyawa stigmatosterol yang diisolasi, dan bagaimana pengaruhnya terhadap hasil uji biologi dan farmakologi yang dilakukan?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Stigmatosterol adalah senyawa sterol yang ditemukan dalam berbagai sumber alam, termasuk tumbuhan. Kualitas dan kemurnian senyawa stigmatosterol yang diisolasi sangat penting untuk menentukan hasil uji biologi atau farmakologi yang dilakukan.

      Untuk memastikan kualitas dan kemurnian senyawa stigmatosterol yang diisolasi, sejumlah teknik analisis dapat digunakan. Teknik ini meliputi spektroskopi massa, spektroskopi inframerah, spektroskopi nuklir magnetik, dan kromatografi. Teknik ini memungkinkan untuk mengidentifikasi senyawa yang diisolasi dan menentukan kemurnian serta konsentrasinya.

      Pengaruh kemurnian senyawa stigmatosterol terhadap hasil uji biologi atau farmakologi sangat penting. Kemurnian yang tinggi dapat meningkatkan potensi aktivitas biologis senyawa dan mengurangi efek samping yang tidak diinginkan. Senyawa yang kurang murni atau terkontaminasi dapat memberikan hasil uji biologi atau farmakologi yang salah atau tidak konsisten.

      Oleh karena itu, sebelum melakukan uji biologi atau farmakologi, penting untuk memastikan bahwa senyawa stigmatosterol yang diisolasi telah dibersihkan dan dimurnikan dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik pemurnian seperti kromatografi kolom atau kristalisasi. Dengan memastikan kemurnian yang tinggi, dapat diharapkan bahwa hasil uji biologi atau farmakologi yang dilakukan akan lebih akurat dan dapat diandalkan

      Hapus
  3. Mengapa pada saat metode maserasi ekstraksi yang anda jelaskan harus dilakukan selama 3 hari dan diulangi sebanyak 3 kali juga? jelaskan apa yang akan terjadi jika metode tersebut dilakukan dalam lebih dari 3 hari dan diulangi lebih dari 3 kali? Apakah hasil yang di dapat juga akan sama atau berbeda? jika berbeda mengapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Metode maserasi ekstraksi selama 3 hari dan diulangi sebanyak 3 kali dilakukan untuk memastikan bahwa senyawa yang diinginkan terkumpul dengan baik dan dalam jumlah yang cukup. Metode ini memerlukan waktu yang cukup lama karena zat-zat aktif yang terkandung dalam bahan alami umumnya memerlukan waktu untuk keluar dari matriksnya. Dengan melakukan ekstraksi selama 3 hari dan diulangi sebanyak 3 kali, kita dapat meningkatkan jumlah senyawa yang terkumpul dan meningkatkan kualitas ekstrak.

      Jika metode maserasi ekstraksi dilakukan dalam lebih dari 3 hari dan diulangi lebih dari 3 kali, hal tersebut dapat menyebabkan beberapa masalah. Pertama-tama, waktu ekstraksi yang lebih lama dan pengulangan yang terlalu banyak dapat menyebabkan degradasi senyawa yang diinginkan atau bahkan menyebabkan senyawa tersebut teroksidasi. Selain itu, ekstraksi yang terlalu lama dan pengulangan yang terlalu banyak juga dapat memperpanjang waktu dan biaya produksi.

      Oleh karena itu, penting untuk melakukan ekstraksi dengan waktu dan jumlah pengulangan yang optimal untuk memastikan bahwa senyawa yang diinginkan terkumpul dengan baik dan dalam jumlah yang cukup, tanpa mengorbankan kualitas dan efisiensi produksi.

      Hapus
    2. apakah selama 3 hari tersebut merupakan batas maksimalnya dalam suatu metode maserasi dalam mengisolasi untuk bisa melakukan tahapan identifikasi senyawa turunannya? menurut jurnal yang anda jelaskan berjudul "ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CAMPURAN SENYAWA β-SITOSTEROL DAN STIGMASTEROL DARI KULIT AKAR SLATRI (Calophyllum soulattri Burm. f)" dari penulis Doni Eko Saputra, Nestri Handayani dan Muhammad Widyo Wartono mengatakan bahwa pada proses maserasi dilakukan selama 2x24 jam sedangkan pada jurnal "Steroid Β-Sitosterol Dari Kayu Batang Slatri (Calophyllum soulattri BURM.
      F)" dari penulis Soerya Dewi Marliyana, Muhamad Widyo Wartono dan Ida Dahlia mengatakan bahwa proses maserasi dilakukan selama 3x24 jam?

      Hapus

Posting Komentar