Titrasi iodometri adalah teknik analisis kimia yang digunakan untuk menentukan konsentrasi zat oksidator (biasanya suatu senyawa kimia yang mengandung oksigen dan berfungsi sebagai penerima elektron) dalam suatu larutan menggunakan ion iodida (I-) sebagai agen reduktor.
Dalam titrasi iodimetri, iodin dititrasi dengan larutan tiosulfat. Larutan tiosulfat digunakan sebagai titran karena dapat mereduksi kembali ion iodin menjadi ion iodida yang tidak berwarna. Pada saat iodin sudah tidak tersedia lagi di dalam larutan, titik akhir titrasi tercapai. Titik akhir titrasi ditandai dengan hilangnya warna coklat kemerahan pada larutan iodin dan berubah menjadi tidak berwarna.
Oleh karena itu, fungsi iodin dalam titrasi iodimetri adalah sebagai zat pengoksidasi yang membantu menentukan konsentrasi atau kadar senyawa yang akan ditentukan kadarnya, seperti vitamin C. Dengan menggunakan iodin sebagai agen pengoksidasi, kita dapat mengukur jumlah senyawa yang bereaksi dengan iodin dan menentukan kadar senyawa tersebut.
Hal ini disebabkan karena vitamin C mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat.
BalasHapusDalam artikel yang saya baca, bahwa standarisasi larutan iodium itu menggunakan pati indikator atau bisa juga disebut sebagai amilum. Pertanyaan saya, jika dalam melakukan proses titrasi iodimetri dilaboratorium tidak adanya amilum, indikator apa yang cocok untuk mengantikannya supaya tiitrasi iodimetri tetap bisa dilakukan?
BalasHapusPelarut amilum itu sendiri merupakan pelarut indikator yang paling umum digunakan dalam proses titrasi tersebut, hal ini dikarenakan hasil yang didapat saat mentitrasi memiliki warna biru gelap dari kompleks iodin-kanji yang bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk iodine, akan tetapi indikator amilum juga bisa anda ganti jika ketersediaan dilaboratorium tidak ada, yaitu dengan indikator iodin seperti pelarut karbon tetra klorida dan kloroform.
Hapus